Intersep adalah suatu titik perpotongan antara suatu
garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0; sedangkan
definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai
pada variabel X bernilai 0 (Lukmana, 2012).
Terkadang dalam olah data statistik, mungkin pada
saat mengerjakan skripsi ataupun tesis, intersep bernilai negatif. Contohnya
sebagai berikut.
Persamaan Regresi Linear Berganda:
Y = -0.973 + 0.456X1 + 0.564X2Y = Pretasi BelajarX1 = Motivasi BelajarX2 = Tipologi Belajar
Intersep sebesar -0.973 secara matematis menyatakan
bahwa apabila nilai X1 dan X2 sama dengan 0 maka nilai Y sama dengan -0.973;
yang berarti bahwa prestasi belajar siswa adalah -0.973. Mungkin kita berpikir
sejenak, mana mungkin prestasi belajar siswa negatif??? Lalu apa yang harus
kita lakukan???
Jangan terlalu cepat putus asa apabila menemui kasus
seperti di atas, karena pada dasarnya intersep tidak selalu harus
diinterpretasikan. Menurut Gujarati (2006) nilai intersep tidak selalu berarti
karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai
salah satu nilai yang diamati.
Nah…mungkin setelah melihat pendapat ahli ekonometri
tersebut (baca: Gujarati) anda sudah bisa tersenyum.hehehe
Jadi nilai intersep tidak harus diinterpretasikan
apabila jangkauan nilai X (baik X1, X2, X2,…Xn) tidak memasukkan angka nol.
Sebagai contoh, variabel X1 di atas tidak mungkin bernilai nol, karena data
untuk variabel X1 diperoleh dari kuesioner/angket yang menggunakan skala likert
(5 opsi jawaban).
Skala likert yang digunakan untuk kuesioner tidak
memasukkan angka nol, tetapi range 1 – 5, sehingga variabel X1 tidak mungkin
sama dengan 0. Dengan demikian intersep yang bernilai negarif tersebut tidak
perlu diinterpretasikan.
Demikian sedikit pembahasan mengenai intersep yang
bernilai negatif, semoga dapat menambah wawasan kita. Apabila ada masukan atau
saran untuk melengkapi pembahasan ini bisa dikirim ke email iro.maruto@gmail.com atau meninggalkan
comment di bawah.
Sumber:
Gujarati, D. 2006. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
Lukmana, H. B. 2012. Regresi Linier. http://belva.blog.fisip.uns.ac.id
koq .... ?
ReplyDeletebukankah dalam mengukur sangat tergantung pada skala yang digunakan dan tergantung pada objek ukur yang akan diteliti ?
skala yang digunakan pada objek ukur yang anda paparkan adalah maksimum hanya mungkin digunakan 'interval scale' sehingga dimungkinkan diperoleh nilai di bawah 0, karena pada golongan skala type ini (interval scale) nilai 0 adalah disepakati, dan bukan 0 yang mutlak. bahkan lebih lanjut digunakan nilai b yang distandarisasi (beta), di mana semua persamaan dimulai dari 0 sehingga tak ada negatif lagi. kaitkan donk konsep ini dengan pengertian 'fixed data' sehingga statistika memang sangat berbeda dengan matematika, salam
penikmat psikometri
@bandungtanjung
DeleteTerima kasih untuk masukannya Mas, tetapi sejauh ini saya belum mengetahui tentang intersep yang dimutlakan. Apabila berkenan mohon saya diberitahu referensinya.
Kemudian, terkait dengan skala data, seperti contoh yang saya ambil tersebut (dengan skala likert) sebenarnya jenis skalanya adalah ordinal bukan interval. Namun memang untuk kasus tersebut data ordinal bisa dianggap sama dengan data interval.
Terima kasih
Regards,
Terima kasih sungguh bermanfaat sekali terutama buat saya,namun saya mau tanya buku gurati 2006 jilid brp dan ada di halaman brp kata"yang anda kutip ttg intersep negatif?
ReplyDeletetolong berikan contoh soalnya agar lebih paham, terimakasih
ReplyDeletepak maaf saya mau tanya,untuk nilai konstanta negatif di atas dijelaskan apabila data nya primer. sedangkan apabila data yg digunakan sekunder dan hasil konstanta nya negatif, apakah salah? atau bagaimana pak? terimakasih.
ReplyDeleteMaaf pak. Mksud tidak diinterpretasikan itu gmn ya? Apa diabaikan atau dihilangkan saja?
ReplyDelete